Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (lahir di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal 5 September 1962 pada umur 57 tahun) adalah seorang ulama karismatik yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya pada tahun 1949.
Daftar isi [sembunyikan]
1 Sejarah hidup
2 Karir
3 Masa perang kemerdekaan
4 Negara Islam Indonesia
5 Lihat pula
6 Referensi
Sejarah hidup
Pada tahun 1901, Belanda menetapkan politik etis (politik balas budi). Penerapan politik etis ini menyebabkan banyak sekolah modern yang dibuka untuk penduduk pribumi. Kartosoewirjo adalah salah seorang anak negeri yang berkesempatan mengenyam pendidikan modern ini. Hal ini disebabkan karena ayahnya memiliki kedudukan yang cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu. [1]
Pada umur 8 tahun, Kartosoewirjo masuk ke sekolah Inlandsche School der Tweede Klasse (ISTK). Sekolah ini menjadi sekolah nomor dua bagi kalangan bumiputera. Empat tahun kemudian, ia masuk ELS di Bojonegoro (sekolah untuk orang Eropa). Orang Indonesia yang berhasil masuk ELS adalah orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Di Bojonegoro, Kartosoewirjo mengenal guru rohaninya yang bernama Notodiharjo, seorang tokoh Islam modern yang mengikuti alur pemikiran Muhammadiah. Ia menanamkan pemikiran Islam modern ke dalam alam pemikiran Kartosoewirjo. Pemikiran Notodiharjo ini sangat memengaruhi sikap Kartosoewirjo dalam meresponi ajaran-ajaran Islam.[2]
Setelah lulus dari ELS pada tahun 1923, Kartosoewirjo melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Kedokteran Nederlands Indische Artsen School.Pada masa ini, ia mengenal dan bergabung dengan organisasi Syarikat Islam yang dipimpin oleh H. O. S. Tjokroaminoto. Ia sempat tinggal di rumah Tjokroaminoto. Ia menjadi murid sekaligus sekretaris pribadi H. O. S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto sangat memengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi politik Kartosoewirjo. Ketertarikan Kartosoewirjo untuk mempelajari dunia politik semakin dirangsang oleh pamannya yang semakin memengaruhinya untuk semakin mendalami ilmu politik. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila nanti Kartosoewirjo tumbuh sebagai orang yang memiliki integritas keIslaman yang kuat dan kesadaran politik yang tinggi. Tahun 1927, Kartosoewirjo dikeluarkan dari Nederlands Indische Artsen School karena ia dianggap menjadi aktivis politik serta memiliki buku sosialis dan komunis.[2]
Karir
S. M. Kartosoewirjo juga bekerja sebagai Pemimpin Redaksi Koran harian Fadjar Asia. Ia membuat tulisan-tulisan yang berisi penentangan terhadap bangsawan Jawa (termasuk Sultan Solo) yang bekerjasama dengan Belanda. Dalam artikelnya nampak pandangan politiknya yang radikal. Ia juga menyerukan agar kaum buruh bangkit untuk memperbaiki kondisi kehidupan mereka, tanpa memelas. Ia juga sering mengkritik pihak nasionalis lewat artikelnya.[1]
Kariernya kemudian melejit saat ia menjadi sekretaris jenderal Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). PSII merupakan kelanjutan dari Sarekat Islam. Kartosoewirjo kemudian bercita-cita untuk mendirikan negara Islam (Daulah Islamiyah). Di PSII ia menemukan jodohnya. Ia menikah dengan Umi Kalsum, anak seorang tokoh PSII di Malangbong. Ia kemudian keluar dari PSII dan mendirikan Komite Pembela Kebenaran Partai Sarekat Islam Indonesia (KPKPSII).
Menurut Kartosoewirjo, PSII adalah partai yang berdiri di luar lembaga yang didirikan oleh Belanda. Oleh karena itu, ia menuntut suatu penerapan politik hijrah yang tidak mengenal kompromi. Menurutnya, PSII harus menolak segala bentuk kerjasama dengan Belanda tanpa mengenal kompromi dengan cara jihad. Ia mendasarkan segala tindakkan politiknya saat itu berdasarkan pembedahan dan tafsirannya sendiri terhadap Al-Qur’an. Ia tetap istiqomah pada pendiriannya, walaupun berbagai rintangan menghadang, baik itu rintangan dari tubuh partai itu sendiri, rintangan dari tokoh nasionalis, maupun rintangan dari tekanan pemerintah Kolonial.[1]
Masa perang kemerdekaan
Pada masa perang kemerdekaan 1945-1949, Kartosoewirjo terlibat aktif tetapi sikap kerasnya membuatnya sering bertolak belakang dengan pemerintah, termasuk ketika ia menolak pemerintah pusat agar seluruh Divisi Siliwangi melakukan long march ke Jawa Tengah. Perintah long march itu merupakan konsekuensi dari Perjanjian Renville yang sangat mempersempit wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Kartosoewirjo juga menolak posisi menteri yang ditawarkan Amir Sjarifuddin yang saat itu menjabat Perdana Menteri.
Negara Islam Indonesia
Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Peristiwa Penangkapan Kartosuwiryo
Kekecewaannya terhadap pemerintah pusat semakin membulatkan tekadnya untuk membentuk Negara Islam Indonesia. Kartosoewirjo kemudian memproklamirkan NII pada 7 Agustus 1949. Tercatat beberapa daerah menyatakan menjadi bagian dari NII terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh. Pemerintah Indonesia kemudian bereaksi dengan menjalankan operasi untuk menangkap Kartosoewirjo. Gerilya NII melawan pemerintah berlangsung lama. Perjuangan Kartosoewirjo berakhir ketika aparat keamanan menangkapnya setelah melalui perburuan panjang di wilayah Gunung Rakutak di Jawa Barat pada 4 Juni 1962. Pemerintah Indonesia kemudian menghukum mati Kartosoewirjo pada September 1962.
Sumber: wikipedia.org
Greeting
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(124)
-
▼
Agu 2011
(40)
- Do'a Akhir Ramadhan
- Tragedi Kemanusiaan Terbesar di Akhir Abad 20 (4)
- Tragedi Kemanusiaan Terbesar di Akhir Abad 20 (3)
- Tragedi Kemanusiaan Terbesar di Abad 20 (2)
- Tragedi Kemanusiaan Terbesar di Akhir Abad 20 (1)
- Peristiwa Ghazwah Di Masa Rasulullah SAW
- Perang di Zaman Rasulullah SAW
- Manhaj Haraki (Jilid 2)
- Manhaj Haraki (Jilid 1)
- Beberapa Peninggalan Rasulullah SAW
- Adam Manusia Pertama di Muka Bumi
- Kisah Nabi Sholeh Alaihisalam
- Kapan dan di Mana Para Nabi Hidup?
- Sejarah Nabi Adam Alaihi Salam
- Memahami Krisis Ekonomi Amerika & Akar Penyebabnya
- Daftar Penyedia Layanan E-mail Gratis
- Kejatuhan Khadafi Akan Picu Revolusi Dunia Arab
- Astaghfirullah! Ada Kuburan Massal Di Suriah
- Hamza, Korban Kekerasan Yang Jadi Simbol Pemberont...
- Masjid Al Aqsha Riwayatmu Kini
- Krisis Amerika, AS Masuk Perangkapnya Sendiri
- Runtuhnya Rezim Muammar Khadafi
- Sholat Tiangnya Agama
- Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut
- Misteri Alam Kubur
- Manfa'at Temulawak
- Kuliner Khas Sunda
- MENGENAL EMPAT MAKANAN PEMBERSIH LIVER
- Memburu Lailatul Qodar
- Resep Es Bengkuang Doremi
- Membumikan Al-Quran
- Asal Usul Kebangkitan Nasional
- Negara Islam Indonesia
- Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo
- IBRAHIM: Sosok Pemuda Ideal
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Hikmah Ramadhan
- Langsing Sehat Berkat Puasa
- Mengerikan: Inilah Barisan-barisan Manusia di Akhe...
- Keadaan Manusia Ketika Dibangkitkan Dari Alam Kubur
-
▼
Agu 2011
(40)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMujahid...
BalasHapus